Kamis, 16 April 2020

Contoh Soal HOTS Bahasa Indonesia Materi Teks Sastra yang Tepat

Guru Madrasah
Soal HOTS dikeluhkan oleh siswa sesaat setelah pelaksanaan UNBK tingkat SMA/Sederajat. Bahkan keluhan tentang soal HOTS ini meramaikan hiruk pikuk dunia maya. Menteri Pendidikan Muhadjir Efendy sampai memberikan penjelasan terkait hal ini.

Soal HOTS dirasa sangat menyulitkan siswa karena dianggap tidak sesuai dengan kisi-kisi. Tidak hanya muncul di tingkat SMA/Sederejat, soal HOTS juga muncul untuk ujian nasional tingkat SMP/MTs.

Keputusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memasukkan soal jenis HOTS ke UN dan UNBK merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan penilaian pendidikan yang berdasarkan survei global, ada di tingkat 64 dari 65 negara. Ini khusus untuk literasi, nah literasi sangat dekat kaitannya dengan pelajaran Bahasa Indonesia.

Sebenarnya, apa itu HOTS?

Berikut penjelasan singkat dan beberapa contoh yang bisa menggambarkan kerumitan soal jenis HOTS.

HOTS adalah singkatan dari Higher Order Thinking Skill. Secara sederhana, bisa diartikan dengan Kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi ini melatih siswa agar bisa:
- memutuskan apa yang harus dipercayai
- mentapkan apa yang harus dilakukan
- mencipta ide baru
- membuat prediksi
- memecahkan masalah kasuistik (bukan masalah rutin)

Untuk lebih memudahkan memahami jenis dan konsep soal HOTS, dalam jenis soal ini siswa diminta untuk 'berpikir'. Bukan sekadar menghafal dan mengingat-ingat. Menghafal ini tingkat lebih rendah, dibanding berpikir dan menalar (HOTS).

Jadi, kalau sudah berpikir tidak cukup hanya soal yang menanyakan:

Sebutkan ciri-ciri puisi lama!

Contoh soal di atas bukanlah contoh soal HOTS. Karena untuk bisa menjawab itu, siswa hanya perlu menghafal ciri-ciri puisi lama.

Nah, agar menjadi soal dangan tingkat nalar tinggi, atau soal HOTS, soal di atas dapat dikembangkan. Misalnya, dengan menyajikan sebuah puisi atau beberapa puisi.

Contoh soal dengan tuntutan berpikir nalar yang lebih tinggi adalah sebagai berikut!

Bacalah kutipan puisi 'Bukan Beta Bijak Berperi' karya Rustam Efendi berikut ini!


Bukan beta bijak berperi,
Pandai menggubah madahan syair,
Bukan beta budak Negeri,
Musti menurut undangan mair.


Sarat saraf saya mungkiri,
Untaian rangkaian seloka lama,
Beta buang beta singkiri,
Sebab laguku menurut sukma.
Mengapa puisi di atas disebut puisi baru, bukan puisi lama?

Dengan soal seperti di atas, pelajar dituntut untuk mengetahui dua konsep sekaligus, yaitu konsep (pegetahuan) tentang puisi lama, dan puisi baru. Maka, dibutuhkan dengan analisis yang dalam dan nalar yang luas.

Untuk bisa menjawab Soal HOTS di atas, siswa harus mengetahui ciri-ciri puisi lama. Yang salah satu bentuk yang jamak diajarkan dan digunakan adalah Syair dan Pantun. Syair sajaknya a-a-a-a. Pantun sajaknya a-b-a-b. sama-sama terdiri dari empat baris dalam satu baitnya. Bedanya lagi, syair semuanya adalah isi. Sementara pantun, terdiri dari sampiran (2 baris pertama) dan teridiri dari isi (2 baris terakhir).

Nah, pada soal di atas, puisi Rustam Efendi, menggunakan pola sajak a-b-a-b. berperi-syair-negeri-mair. Akan tetapi, masing-masing baris adalah isi, jadi semacam syair.

Baca Juga: Contoh Soal HOTS Pilihan Ganda

Jadi, yang bisa menjawab adalah siswa yang paham logika dan penalaran seperti ini:

Puisi Rustam Efendi di atas disebut sebagai puisi baru karena sudah berbeda dengan puisi lama (syair dan pantun). Puisi lama harus mengikuti aturan syair atau pantun. Sementara puisi tersebut sudah berbeda, disebut pantun bukan karena semuanya adalah isi. Disebut syair juga bukan karena pola sajaknya adalah a-b-a-b.

Nah, itu salah satu contoh soal HOTS yang selama ini dikeluhkan oleh siswa maupun oleh guru yang masih kesulitan dalam membuatnya. Semoga, contoh soal HOTS ini bisa menginspirasi para guru dalam membuat soal-soal HOTS lebih lanjut. Tidak hanya itu, guru juga harus berusaha memberikan penjelasan dalam dan tajam dengan penalaran yang luas. Bukan sekadar menghafal.